Post-Movie Thought: Soul.

If sparks isn't purpose of life, then what is it?

Itu pertanyaan besar yang masih mengganjal, setelah selesai nonton Soul (2020).

Pesan moralnya adalah "live every minute of life". Tapi belum menjawab jadi sparks itu apa ya? Waktu nonton aku mempertanyakan, then what is my sparks? what thing triggers my happiness, that keeps me alive. To be honest, I dont know. I can't figure it out like Joe Gardner. It seems like sparks or your purpose is being thankful with the current state of life. Be here, and now. Stop looking for more. Seperti Dorothea bilang, 'the fish who wish to find the ocean'. Seperti Joe, kita sering merasa belum puas dan tercukupi. Perasaan yang sering kita sebut passion, rasanya minta terus diisi dan dipenuhi oleh mimpi dan harapan kita. Joe loves music, tapi dia selalu bermimpi untuk jadi pianist in a band. Padahal, if he truly loves music, dia akan ngerasa cukup dan bahagia dengan pekerjaan dia yang sekarang sebagai middle school music teacher. Kita ngerasa terus ga cukup dan berharap kebahagiaan akan datang nanti. Kebahagiaan akan datang saat kita mencapai sesuatu, sesuatu hal yang ideal menurut kita. Padahal if we see right now, we're happy enough, we're capable enough and we're enough. That's it.


Dulu waktu SMA, aku selalu excited setiap memikirkan kehidupan di kuliah nanti. Now I'm here, tapi rasanya biasa saja. Just like Joe. Sekarang malah excited dan mengharapkan my life will be better kalau misalnya aku lulus dan mendapatkan my dream job. There are two things why this current mindset is bad. Pertama, aku akan merasa terus kekurangan. Padahal, diriku waktu SMA akan merasa senang dengan keadaan ku sebagai mahasiswa sekarang. Kedua, nanti saat kamu lulus, dan kamu gak mendapatkan dream job mu gimana? People said life starts when you graduate from college. Karena the opportunity and possibility will be endless. Kemungkinan pekerjaan yang akan kamu dapatkan setelah kamu lulus bukan cuman dream job mu aja. There are a lot. Kalau mindset ini terus ada, nantinya kamu akan ngerasa terus kekurangan dan wondering "Oh I wish I'm bla bla bla, my life would be better" No. There's no such thing. Life in the moment, because life isn't that bad after all.

Tiap tahun aku reflect, "Oh this year wasn't that bad". Selalu ada aja hal-hal baik yang terjadi di tahun tersebut, tidak memungkiri hal-hal buruk juga terjadi, banyak. Tapi kita terlalu fokus sama hal buruk yang terjadi, sampai kadang lupa hal-hal baik apa saja yang sudah terjadi pada tahun itu. Sama seperti aku yang saat ini mendewakan tahun 2019, tahun terakhir sebelum pandemi. Saat aku menjalani kehidupan sebagai mahasiswa dengan segudang kegiatan yang menyenangkan. Tapi jika dilihat tahun 2020 tidak terlalu buruk. Aku banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, berada di rumah, menjadi panitia acara daring. Tahun 2021, walau dipertengahan, ada banyak hal baik dan buruk yang terjadi. Well, walau aku menghadapi duka yang begitu berat, dan rasa kehilangan yang tidak ada hentinya. Namun aku mulai sedikit melihat titik terang di ujung sana. Rasanya semakin dekat, dan harapannya ini bukan halusinasi. Semoga titik terang tersebut memang sudah dekat dan bisa digapai.

Komentar

Postingan Populer